Gambar: Pixabay

Menikah Itu Tentang Dua Keluarga, Bukan Hanya Dua Insan

Oleh Fitri Utami

Ketika seseorang berharap untuk mendapatkan pasangan hidup yang baik, sering kali doa yang dipanjatkan berfokus pada kriteria pasangan yang diidamkan: beriman, bertanggung jawab, penyayang, penuh kasih sayang, dan setia. Setiap orang pasti ingin memiliki pasangan yang bisa menjadi teman hidup dalam suka dan duka, yang saling mendukung dalam setiap langkah. Namun, ada satu hal yang sering terlupa—mertua.

Ya, menikah bukan hanya tentang dua insan yang saling mencintai, tetapi juga tentang dua keluarga yang akan bersatu dalam ikatan yang lebih besar. Saat mengikat janji pernikahan, kita bukan hanya menerima pasangan sebagai belahan jiwa, tetapi juga menerima keluarganya sebagai bagian dari hidup kita. Mertua, ipar, dan anggota keluarga pasangan lainnya secara tidak langsung akan menjadi bagian dari perjalanan rumah tangga yang kita bangun.

Keluarga Pasangan: Anugerah atau Ujian? Setiap keluarga punya budaya dan kebiasaan masing-masing. Ada yang begitu hangat dan terbuka, menerima menantu seperti anak sendiri. Ada juga yang lebih formal, butuh waktu untuk membangun kedekatan. Namun, tak jarang ada situasi di mana mertua atau keluarga pasangan justru menjadi tantangan tersendiri dalam pernikahan.

Mungkin ada perbedaan cara berpikir, ekspektasi, atau kebiasaan yang sulit diselaraskan. Ada yang menghadapi mertua yang terlalu ikut campur dalam kehidupan rumah tangga. Ada yang harus beradaptasi dengan aturan-aturan keluarga pasangan yang terasa asing. Dalam situasi seperti ini, kesabaran dan komunikasi menjadi kunci utama untuk menjaga keharmonisan.

Namun, jika diberikan mertua yang penuh kasih, bijaksana, dan mendukung, itu adalah rezeki yang luar biasa. Mereka bisa menjadi sosok kedua yang mengayomi, tempat berbagi cerita, bahkan menjadi sumber kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan rumah tangga.

Doa yang Sering Terlupa Sering kali kita berdoa agar diberikan pasangan yang baik, tapi lupa untuk meminta agar dipertemukan dengan mertua yang baik pula. Padahal, hubungan dengan mertua juga bisa memengaruhi kebahagiaan rumah tangga. Salah satu doa yang bisa dipanjatkan agar diberikan pasangan dan keluarga yang baik adalah:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan dan keturunan sebagai penyejuk hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang bertakwa.” – QS. Al-Furqan: 74

Karena pada akhirnya, kebahagiaan rumah tangga bukan hanya tentang bagaimana kita dan pasangan menjalani hidup bersama, tetapi juga bagaimana kita bisa membangun hubungan yang baik dengan keluarga pasangan.

Menikah Itu Tentang Menyelaraskan, Bukan Mengubah Tidak ada keluarga yang sempurna, begitu juga dengan pasangan yang kita pilih. Akan selalu ada perbedaan, dan tugas kita adalah belajar menyelaraskan, bukan mengubah. Memahami bahwa keluarga pasangan juga punya kebiasaan dan nilai-nilai yang mereka pegang, dan kita harus bisa menempatkan diri dengan bijak.

Jadi, ketika berdoa untuk jodoh yang baik, jangan lupa untuk berdoa agar dipertemukan dengan keluarga yang baik pula. Karena pada akhirnya, menikah bukan hanya tentang dua insan yang saling mencintai, tetapi juga tentang dua keluarga yang akan berjalan bersama dalam satu perjalanan panjang.