Ilustrasi Zuhud. Gambar: Generus

Zuhud, Gaya Hidup Simpel yang Tetap Relevan

Pernah nggak sih kamu denger kata “zuhud” dan mikir, “Wah, ini istilah berat banget nih, kayaknya cuma buat orang yang udah level wali aja?” Jangan salah, guys. Zuhud tuh sebenernya nggak serumit itu. Kalau kita gali lebih dalam, zuhud itu justru bisa jadi kunci buat hidup lebih damai, bahagia, dan jauh dari drama. Nah, kali ini kita bahas yuk, gimana sih cara kita ngejalanin zuhud di kehidupan sehari-hari dengan gaya santai dan kekinian.

Zuhud Itu Apa Sih?

Oke, kita mulai dari definisinya dulu. Secara sederhana, zuhud adalah sikap nggak terlalu nempel sama duniawi. Bukan berarti kita harus ninggalin semua harta atau hidup miskin, ya. Tapi lebih ke gimana caranya kita nggak menjadikan dunia sebagai tujuan utama. Intinya, hidup itu fokusnya ke akhirat, tapi tetap seimbang dengan dunia. Ini berdasarkan Firman Allah, “Sesungguhnya Kehidupan Dunia itu adalah kesenangan yang sedikit” (Q:S 57:20)

Bayangin kayak kamu main game. Tujuannya buat naik level, kan? Kamu tetap butuh item-item keren di game itu, tapi kamu tahu kalau tujuan akhirnya adalah mencapai level tertinggi. Nah, zuhud itu kayak gitu. Kita tetep bisa punya barang-barang duniawi, tapi nggak ngebuat itu jadi prioritas nomor satu.

Gaya Zuhud yang Kekinian

Sekarang pertanyaannya, gimana sih cara ngejalanin zuhud di era modern kayak sekarang? Nih, beberapa cara simpel tapi powerful:

  1. Bijak dalam belanja

Di zaman serba digital, siapa sih yang nggak pernah tergoda sama promo atau diskon gede-gedean? Tapi coba deh, sebelum checkout barang di e-commerce, tanya ke diri sendiri, “Ini barang beneran butuh atau cuma mau?” Zuhud ngajarin kita buat lebih bijak. Belanja secukupnya aja, jangan sampai terjebak sama gaya hidup konsumtif.

Misal, kalau kamu udah punya sneakers yang masih bagus, nggak perlu deh beli lagi cuma karena model baru keluar. Ingat, nilai diri kamu bukan dari barang yang kamu punya, tapi dari siapa kamu sebenarnya.

  1. Fokus ke hal yang lebih bermakna

Pernah nggak kamu ngerasa capek banget ngejar tren, tapi tetap aja ada rasa kosong? Itu karena kepuasan dari hal duniawi tuh seringnya sementara. Coba deh mulai fokus ke hal-hal yang lebih bermakna, kayak memperbanyak waktu sama keluarga, belajar skill baru, atau bahkan membantu orang lain.

Misalnya, daripada ngabisin waktu scrolling media sosial, kamu bisa coba join komunitas yang bermanfaat seperti komunitas Indonesia Book Party yang mengedepankan pada literasi lewat baca buku. Jadi waktu kamu lebih produktif, dan juga bisa nambah pahala.

  1. Sederhana dalam gaya hidup

Nggak perlu gengsi buat tampil sederhana. Kadang, orang terlalu sibuk tampil mewah sampai lupa bahwa kesederhanaan itu justru bikin hidup lebih tenang. Zuhud ngajarin kita buat nggak pamer atau membandingkan diri dengan orang lain.

Contoh aja, kalau makan di warteg aja udah enak dan sehat, kenapa harus maksain makan di restoran mahal hanya demi posting di Instagram? Kesederhanaan itu nggak cuma hemat, tapi juga bikin hati lebih lega.

  1. Syukur dan qana’ah

Kunci dari zuhud adalah rasa syukur. Ketika kamu bersyukur dengan apa yang kamu punya, kamu bakal merasa cukup dan nggak gampang iri sama orang lain. Qana’ah, alias merasa cukup, itu bikin hidup jauh dari drama dan iri hati.

Misalnya, saat temen kamu beli HP terbaru, kamu nggak perlu ngerasa minder kalau HP kamu keluaran lama. Selama masih bisa dipakai dengan baik, kenapa harus upgrade? Fokus aja sama fungsi, bukan gengsi.

Manfaat zuhud untuk kehidupan modern

Mungkin kamu mikir, “Emang zuhud ada manfaatnya buat kita yang hidup di era digital kayak sekarang?” Jawabannya: Banyak banget dan signifikan!

Ustaz Sunarli pernah bilang dalam tayangan Oase Hikmah, beliau menyampaikan Rasulullah SAW bersabda “Barang siapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barang siapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah akhirat, Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.” (H.R Ibnu Majah)

Gak cuma itu, Ustadz Sunarli juga bilang kalau zuhud adalah amalan yang dicintai oleh Allah dan manusia lho!

Dari Abul ‘Abbas, Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi radhiallahu ‘anhu, ia berkata: “Seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lalu berkata: ‘Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu perbuatan yang jika aku mengerjakannya, maka aku dicintai Allah dan dicintai manusia’. Maka sabda beliau : ‘Zuhudlah engkau pada dunia, pasti Allah mencintaimu dan zuhudlah engkau pada apa yang dicintai manusia, pasti manusia mencintaimu”. (HR. Ibnu Majah)

Nah, dari hadits di atas, coba kita breakdown beberapa manfaatnya ya:

  1. Hidup lebih tenang: Dengan zuhud, kamu nggak akan terlalu pusing mikirin apa yang orang lain punya atau apa yang belum kamu miliki. Kamu jadi nggak gampang stres karena selalu merasa cukup dengan apa yang ada. Selain itu, fokus kamu lebih terarah ke hal-hal yang benar-benar penting, kayak keluarga, ibadah, dan kesehatan mental.
  2. Finansial lebih stabil: Karena kamu hanya membeli yang dibutuhkan dan nggak mudah tergoda dengan barang-barang mewah, pengeluaranmu jadi lebih terkendali. Ini artinya, kamu bisa menyisihkan uang untuk tabungan, investasi, atau bahkan sedekah. Hidup hemat nggak cuma bermanfaat buat diri sendiri, tapi juga buat membantu orang lain. Ingat kan Sabda Rasulullah SAW? “Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain”
  3. Hubungan sosial lebih baik: Dengan hidup zuhud, kamu nggak gampang iri sama pencapaian atau barang milik orang lain. Ini bikin kamu lebih tulus dalam bersahabat dan nggak ada rasa kompetitif yang nggak sehat. Kamu juga bisa jadi inspirasi buat orang lain dalam menjalani hidup sederhana.
  4. Fokus pada akhirat: Zuhud bikin kita sadar bahwa kebahagiaan dunia itu sementara. Dengan begitu, kamu jadi lebih semangat beribadah dan memperbaiki diri karena tahu bahwa tujuan hidup yang sesungguhnya adalah ridha Allah. Kehidupan akhirat jadi prioritas utama.

Hmm… gimana guys, banyak kan manfaatnya untuk kita? Tertarik dong untuk praktekin di kehidupan sehari-hari!

Zuhud dan Teknologi

Banyak yang bilang kalau teknologi bikin kita jauh dari zuhud. Tapi sebenarnya, teknologi itu netral. Tergantung gimana kita memanfaatkannya. Berikut beberapa tips supaya teknologi mendukung gaya hidup zuhud kamu:

  • Kurangi waktu di media sosial: Gunakan media sosial untuk hal yang positif, seperti belajar, berdakwah, atau mencari inspirasi. Jangan cuma buat scroll nggak jelas atau banding-bandingin hidup sama orang lain. Hindari akun-akun yang membuat kamu merasa iri atau nggak puas dengan hidupmu.
  • Gunakan teknologi untuk produktivitas: Install aplikasi yang bisa bantu kamu belajar agama, manajemen waktu, atau memperbaiki skill. Teknologi bisa jadi alat buat mendukung tujuan akhirat kamu, lho.
  • Hindari pamer: Ketika belanja online, pastikan kamu hanya membeli barang yang benar-benar diperlukan. Jangan tergoda dengan tren belanja atau posting “haul” di media sosial yang justru mendorong budaya konsumtif. Begitu juga dengan postingan pribadi, pastikan niatnya positif dan nggak membuat orang lain merasa iri.
  • Optimalkan teknologi untuk ibadah: Gunakan aplikasi pengingat sholat, Al-Qur’an digital, atau tracker amal harian untuk membantu kamu tetap konsisten dalam ibadah. Teknologi bisa jadi alat yang sangat bermanfaat kalau digunakan dengan niat yang baik.

Kisah Inspiratif Zuhud Kekinian

Ada kisah seorang teman yang bisa jadi inspirasi kita semua. Sebut saja namanya Dani. Dia seorang content creator dengan penghasilan cukup besar. Tapi, Dani memilih hidup sederhana. Rumahnya kecil tapi nyaman, kendaraan yang dia pakai juga cuma motor biasa. Meski dia bisa beli barang-barang mewah, Dani lebih memilih menyumbangkan sebagian besar penghasilannya ke yayasan pendidikan.

Dani pernah bilang, “Buat apa punya banyak barang kalau akhirnya cuma jadi beban? Bukan Cuma di dunia, akhirat juga.  Yang penting, kita punya cukup untuk hidup dan bisa berbagi sama yang lain.”

Lihat kan, meskipun dia hidup di era modern dan punya banyak uang, Dani tetap bisa menjalani zuhud. Jadi, nggak ada alasan buat kita bilang, “Zuhud itu nggak mungkin di zaman sekarang.”

Saatnya Kita Praktik Zuhud

Zuhud bukan cuma tentang menjauhi dunia, tapi lebih ke bagaimana kita mengelola hati supaya nggak terlalu cinta sama dunia. Nggak perlu drastis, mulai aja dari hal kecil: kurangi belanja nggak perlu, syukuri apa yang udah ada, dan fokus pada hal-hal yang bermakna.

Ingat, tujuan akhir kita bukan di dunia ini, tapi di akhirat nanti. Jadi, yuk mulai hidup zuhud dengan cara kekinian yang relevan sama kehidupan kita sekarang. Karena pada akhirnya, hidup yang sederhana dan penuh makna itu lebih membahagiakan daripada hidup yang cuma mengejar gengsi.