Oleh Faqihna
Tulisan ini berisi pembahasan yang jujur dan brutal tentang salah satu “pandemi” terbesar yang sedang melanda pemuda muslim, namun sangat sedikit mendapat perhatian dan mulai dinormalisasikan: hubungan haram. Aku menulis ini untuk memberikan informasi dan membagikan cara bagaimana meninggalkan hubungan haram dan memulai proses pemulihan melalui “gaya hidup” yang lebih baik.
Dalam Islam, hubungan haram bukanlah hal sepele. Biasanya semuanya dimulai hanya dari sekadar “halo” atau bahkan diskusi tentang Islam. Meskipun terlihat biasa saja, kita tidak pernah tahu bisa dengan mudah berujung pada zina.
Beberapa minggu lalu, aku mendengar kabar tentang seorang pemuda berusia 19 tahun yang terpaksa putus sekolah untuk mengurus dua anaknya yang lahir dari zina. Sekarang dia bekerja dua pekerjaan penuh waktu demi menafkahi anak-anaknya.
Perlu dicatat: tidak ada orang yang langsung bertemu lawan jenis dan tiba-tiba melakukan zina, karena zina adalah pintu yang terbuka perlahan. Penting untuk waspada karena pintu zina bahkan bisa terbuka melalui obrolan ringan tentang agama.
Untuk kamu yang belum terjerumus ke zina tetapi sedang dalam hubungan haram dan merasa “tidak mungkin” jatuh ke dalamnya, izinkan aku memberikan kenyataan pahit bahwa kemungkinan besar kamu dulu pernah berkata:
- Aku gak bakal menatap lawan jenis, tapi kamu melakukannya.
- Aku gak bakal menyapa, tapi kamu melakukannya.
- Aku gak bakal ngobrol basa-basi, tapi kamu melakukannya.
- Aku gak bakal ngasih nomor HP ke lawan jenis, tapi kamu melakukannya.
- Aku gak bakal sering chat atau teleponan, tapi kamu melakukannya.
- Aku gak bakal temenan sama lawan jenis, tapi kamu melakukannya.
- Aku gak bakal pacaran, tapi sekarang kamu pacaran.
- Aku gak bakal sentuhan, apalagi pelukan, tapi kamu melakukannya.
Itu baru delapan batasan yang mungkin kamu pernah bilang tidak akan kamu langgar, tapi nyatanya kamu langgar. Jadi, jangan kaget kalau suatu saat zina pun terjadi. Aku menulis ini bukan untuk menghakimi, tapi untuk menyadarkanmu. Jangan terlalu percaya diri bahwa kamu bisa kendalikan nafsu. Ulama salaf yang jauh lebih saleh dari kita pun pernah kesulitan karena kesalahan remeh dan meremehkan. Apa membuat kita yakin kita bisa lebih kuat dari mereka?
Kalau kamu butuh alasan untuk keluar dari hubungan haram, cukup satu hal: kamu sedang mendurhakai Tuhanmu. Tapi aku tahu, kadang rasa takut kepada Allah itu pudar dalam hati, atau kamu merasa bingung dan sulit untuk meninggalkan.
Berikut ini panduan yang telah membantu ratusan orang yang sungguh-sungguh ingin berubah dan memulai hidup baru dengan meninggalkan hubungan haram. Aku juga akan membahas beberapa kesalahpahaman umum yang mungkin kamu rasakan selama proses ini.
Start It Over!
Beberapa hal dalam hidup gak bisa ditunda sampai kamu “siap”. Meninggalkan hubungan haram adalah salah satunya. Berpikir bahwa akan datang waktu yang “tepat” untuk meninggalkan seseorang yang kamu cintai adalah bisikan setan. Tidak akan pernah mudah meninggalkan orang yang kamu sayangi, tapi kamu harus sadar bahwa cinta kepada Allah harus lebih utama dari segalanya. Kalau kamu pernah menentang Allah dengan masuk ke hubungan haram, maka sekarang waktunya kamu membuktikan cintamu kepada-Nya dengan meninggalkannya.
Pikiran seperti, “Gimana kalau aku gak bisa move on?” atau “Gimana kalau ternyata dia jodohku?” sering kali muncul. Tapi kenyataannya, hanya Allah yang tahu siapa yang benar-benar terbaik untukmu. Kalau Allah berkehendak, bahkan sekarang juga Dia bisa menjauhkan orang itu darimu. Bisa jadi 10 tahun lagi. Bisa juga Allah mencabut rasa cintanya darimu kapan pun.
Berpikir bahwa bertahan dalam hubungan haram akan membuat seseorang tetap di hidupmu adalah bentuk ketidaktahuan. Kamu tidak punya kuasa atas itu. Kamu bisa memilih: melepas dia demi Allah atau Allah sendiri yang akan mengambil dia darimu dengan cara yang lebih menyakitkan.
Kadang orang berpikir: “Kalau memang dia bukan jodohku, kenapa Allah izinkan aku jatuh cinta dan masuk ke hubungan ini?” Ingat: manusia diberi pilihan, dan kamu bertanggung jawab atas pilihanmu. Allah tahu apa yang kamu lakukan, tapi bukan berarti kamu dibenarkan.
Jangan Ragu-Ragu
Kirim pesan itu. Putuskan dengan jelas dan tegas bahwa ini demi Allah. Jangan masuk ke drama putus-nyambung. Jangan biarkan perasaan bersalah atau manipulasi dari pasanganmu membuatmu bertahan. Kalau Allah sudah beri petunjuk, tugasmu hanya satu: taati.
Salah satu pengingat paling menakutkan yang sering aku sampaikan ke orang-orang adalah: kita gak pernah tahu kapan kematian datang. Bisa saja kamu meninggal dalam kondisi masih berada dalam hubungan haram, lalu pasanganmu bertobat dan hidupnya berubah total. Apakah itu worth it? Nggak.
Bangun Batasan yang Kuat
Jangan percaya mitos “kita tetap bisa jadi teman.” Dalam Islam, pertemanan tanpa tujuan jelas dengan lawan jenis bukan hal yang dianjurkan. Dan kalau kamu pernah punya ikatan emosi dengannya, justru itu makin bahaya. Blokir, hapus, dan hilangkan akses komunikasi. Mungkin awalnya terasa hampa, sepi, atau kosong, tapi ingat: kamu selalu punya Allah. Allah yang membimbingmu ke sini, dan Dia juga yang akan menuntunmu keluar.
Try Not to Look Back!
Banyak orang terjebak dalam mengenang masa lalu, mikir, “Gimana ya kalau waktu itu aku bla bla…” atau “Apa dia sebenarnya jodohku?” stop. Isi harimu dengan hal-hal bermakna. Dekatkan diri pada Allah. Cari hobi baru. Jalin pertemanan yang baik. Memang awalnya berat, tapi lambat laun kamu akan kuat. Allah adalah Al-Jabbar, Dzat yang memperbaiki hal patah, termasuk hatimu.
Jangan Tergesa-Gesa
Kadang orang bisa bertahan dalam hubungan haram selama dua tahun lebih, tapi gak bisa kasih dua bulan untuk Allah? Sabar itu bagian dari iman. Jangan buru-buru berharap hidup langsung berubah jadi indah. Dosa yang kamu lalui berat, dan proses pemulihannya juga berat. Tapi yakinlah, kalau kamu sudah niat tobat, Allah gak akan meninggalkanmu.
Solusi yang Bisa Ditempuh
Kalau memang sudah cukup matang secara mental dan finansial, menikah adalah solusi terbaik. Akhiri hubungan haram, tobat sungguh-sungguh, dan lanjutkan hubungan ini secara halal dengan melibatkan keluarga.
Tapi kalau kamu belum mampu menikah, batasan dan jarak adalah harga mati. Kalau tidak, kamu hanya akan terjatuh ke dosa yang sama. Fokus perbaiki hubungan dengan Allah, cari teman yang baik, perdalam ilmu agama, dan kenali diri sendiri. Ingat, kamu lebih dari sekadar pasangan seseorang. Kamu ya kamu, seseorang yang nantinya mempunyai peran penting dalam kehidupan bersama orang lain
Lepaskan Rasa Bersalah yang Melumpuhkan
Setelah bertobat, jangan terus menerus menyalahkan diri sampai kamu gak bisa maju. Rasa bersalah itu wajar, tapi jangan biarkan mengendalikanmu. Gunakan rasa bersalah itu untuk mendekat pada Allah, memperbaiki diri, dan mencintai Allah lebih dalam lagi. Mungkin kamu merasa Allah bisa memaafkanmu, tapi kamu sendiri belum bisa memaafkan dirimu. Percayalah, Allah Maha Pengampun.
Percayalah pada Allah dan Move on
Beberapa bulan ke depan, mungkin kamu akan merasa kangen. Atau merasa kayak salah ambil keputusan. Tapi percayalah, kalau kamu memilih jalan Allah, kamu gak pernah salah.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya, tidaklah seseorang meninggalkan sesuatu karena Allah, kecuali Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik.” (HR. Ahmad)
Leave a Reply
View Comments