Saudara itu Kolaborasi bukan Kompetisi
Saudara itu Kolaborasi bukan Kompetisi. Gambar: Generus

Saudara itu Kolaborasi Bukan Kompetisi

Oleh Nabila Kartika Luthfa

Halo, sobat generus Indonesia! Kalian punya saudara? Kakak, adik, atau bahkan kembaran? Nah, hubungan sama saudara itu seru banget, tapi kadang juga bikin geregetan. Ada aja drama kecilnya, dari rebutan remote TV sampai saling sindir di grup chat keluarga. Tapi inget satu hal penting saudara itu setara, yang harus saling jaga!

Hal tersebut disampaikan Meilinda Susanto, seorang terapis keluarga dan penulis buku. “Seringkali, orang tua tanpa sadar menciptakan hierarki di antara anak-anak mereka. Padahal, setiap anak, terlepas dari perbedaan-perbedaan tersebut, memiliki hak yang sama untuk dihargai, didengarkan, dan merasa aman dalam lingkup keluarga,” jelasnya.

Pernahkan denger pepatah “Rumput tetangga lebih hijau?” Kadang, tanpa sadar kita suka ngebandingin diri sama saudara sendiri. Atau, orang tua mungkin tanpa sengaja bikin perbandingan, entah itu karena siapa yang lebih tua, lebih pinter, atau lebih rajin. Padahal, menurut Meilinda ini yang jadi biang masalah.

Intinya, everyone is equal. Gak ada yang lebih keren atau lebih cupu. Kakak mungkin punya pengalaman lebih, adik mungkin lebih kreatif, tapi nilai kalian sebagai pribadi itu sama. Gak boleh ada yang ngerasa lebih superior atau malah jadi bully ke saudaranya. Ingat, respect itu kunci!

Nah, kalau kita udah pegang prinsip setara ini, otomatis kita bakal saling jaga. Saling jaga itu bukan cuma fisik, ya. Bukan cuma mukulin orang yang gangguin adikmu, atau jagain kakakmu biar gak jatuh. Tapi juga jaga perasaan, jaga harga diri, dan jaga mental satu sama lain. Contohnya:

  • Saling Support: Kalau saudaramu berhasil, ikut seneng! Kalau lagi susah, jangan malah ngilang. Jadi pundak buat bersandar.
  • Hargai Perbedaan: Saudaramu suka K-Pop, kamu suka gaming? It’s okay! Hargai kesukaan mereka, jangan malah ngecengin. Setiap orang itu unik, bro/sis!
  • Dengerin: Pas mereka curhat, dengerin baik-baik. Jangan dipotong atau malah nge-hakimi. Siapa tahu mereka butuh telinga doang.
  • Bela: Kalau ada yang ngejelek-jelekin saudaramu di luar, pasang badan! Kalian kan satu tim.

“Hubungan persaudaraan yang sehat, yang didasari oleh kesetaraan dan saling menjaga, akan membentuk individu yang lebih empati, resilient, dan mampu membangun hubungan yang sehat di luar keluarga,” jelas Meilinda. Jadi, kalau di rumah aja udah terbiasa saling jaga, nanti di pertemanan atau di tempat kerja juga bakal lebih gampang adaptasi dan bangun hubungan baik.

Emang sih, namanya juga saudara. Kadang berantem, kadang rebutan snack, kadang irian Itu normal kok! Tapi, dengan modal setara dan niat saling jaga. Masalah sekecil apa pun pasti bisa diomongin baik-baik. Malah, berantem kecil kadang bikin hubungan makin erat, lho!

Jadi, yuk mulai sekarang, kita tanamin dalam diri, saudara itu harus saling kolaborasi bukan kompetisi. Karena saudara itu setara, yang harus saling jaga. Mereka itu kayak partner hidup yang udah ditakdirkan. Kalian tumbuh bareng, jadi saksi bisu perjalanan masing-masing, dan bakal jadi teman cerita sampai tua nanti. Asik, kan?

Gimana, siap jadi saudara yang solid Sobat Gen?