generus indonesia
NPD adalah gangguan kepribadian yang membuat seseorang memiliki kebutuhan berlebihan untuk dikagumi. (ilustrasi)

Saat “Narsis” Bukan Lagi Sekedar Gaya Hidup, Ini yang Kamu Idap!

Oleh Achmad Zaky Gifari

Halo Sobat Generus! Pernah nggak ketemu orang yang selalu ingin jadi pusat perhatian, sering pamer, merasa dirinya paling hebat, sulit menerima kritik dan cenderung meremehkan orang lain? Jika sifat ini muncul secara ekstrem dan konsisten, bisa jadi itu adalah tanda Narcissistic Personality Disorder (NPD).

Apa itu NPD ?

NPD adalah gangguan kepribadian yang membuat seseorang memiliki kebutuhan berlebihan untuk dikagumi (need for admiration) dan kurangnya empati (lack of empathy). Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), ciri utama NPD meliputi:

Rasa grandiositas (keyakinan berlebihan bahwa diri mereka lebih penting dari orang lain).

Fantasi tentang kesuksesan, kekuasaan, atau kecantikan tanpa batas.

Keyakinan bahwa mereka “spesial” dan hanya bisa dipahami oleh orang-orang tertentu.

Eksploitasi hubungan untuk keuntungan pribadi.

Dalam menjalin hubungan, orang dengan gangguan NPD biasanya tidak langsung menunjukkan sifat aslinya terutama dalam hubungan asmara, dia akan terlihat menawan, karismatik, dan memiliki percaya diri yang tinggi. Mereka juga cenderung lebih senang berhubungan dengan orang-orang yang sering memberinya pujian, dan menghindari orang-orang yang realistis dan suka mengkritik.

Menghadapi orang dengan NPD bukanlah hal mudah—mereka bisa membuat kita merasa tidak dihargai, frustasi, bahkan kehilangan kepercayaan diri. Namun, dengan pemahaman yang tepat, kita bisa berinteraksi dengan mereka tanpa harus mengorbankan kesejahteraan mental kita sendiri.

Jangan salah, narsis itu nggak selalu buruk. Semua orang wajar kok punya sisi narsis—misalnya pengen dipuji setelah berhasil, atau merasa senang saat tampil rapi. Tapi, NPD berbeda. Pada kondisi ini, sifat narsis jadi ekstrem, tidak fleksibel, dan merusak hubungan dengan orang lain.

Bedanya Narsis dengan NPD

Tidak semua orang yang percaya diri dan suka dipuji memiliki NPD Narsis dalam batas normal masih bisa sadar diri, tahu kapan harus berhenti pamer, dan bisa menghargai orang lain.

Sedangkan NPD, sifat narsis yang sudah menjadi kebutuhan yang mendominasi hidup, selalu haus pujian, merasa lebih unggul dari orang lain, dan kerap menimbulkan konflik berulang dalam hubungan pribadi, pekerjaan, maupun keluarga.

Penyebab Terjadinya NPD

NPD bisa disebabkan oleh banyak hal, biasanya NPD terbentuk dari kombinasi faktor genetik, pola asuh, dan pengalaman hidup. misalnya, seorang anak yang terlalu sering dimanjakan, selalu dipuji berlebihan sehingga selalu mengharapkan hal serupa dari orang lain. Bisa juga sebaliknya, dari rasa trauma, selalu diabaikan dan tidak dihargai, bisa tumbuh dengan kepribadian yang rapuh lalu menutupi dengan sikap narsis.

Gejala Orang dengan NPD

Perlu Sobat Generus pahami bahwa, NPD hanya bisa didiagnosis oleh profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater. Berikut adalah beberapa garis besar gejala yang dimiliki orang dengan NPD.

Merasa istimewa dan superior – selalu ingin diperlakukan lebih dari orang lain.
Haus pujian – butuh pengakuan terus-menerus agar merasa berharga.
Sulit menerima kritik – gampang tersinggung, marah, atau membalikkan kesalahan pada orang lain.
Kurang empati – sulit memahami atau peduli pada perasaan orang lain.
Manipulatif – bisa terlihat menarik di awal, yang berujung mementingkan diri sendiri.
Iri pada orang lain – atau merasa orang lain iri padanya.
Tampil percaya diri, tapi rapuh di dalam – kepercayaan diri yang ditunjukkan seringkali hanya topeng untuk menutupi rasa rendah diri.

Cara Menghadapi Orang dengan NPD

Berinteraksi dengan individu yang memiliki NPD seringkali terasa seperti berjalan di medan yang penuh ranjau emosional. Namun, dengan strategi yang tepat, kita bisa mengontrol cara kita merespons. Berikut adalah pendekatan untuk menghadapi orang dengan NPD.

Jangan Terjebak dalam Drama Mereka. Orang dengan NPD seringkali memicu konflik untuk mendapatkan perhatian atau mengalihkan kesalahan. Mereka mungkin merendahkanmu, mengubah narasi, atau menyalahkan orang lain untuk kesalahan mereka sendiri. Jangan bereaksi berlebihan. Ketika mereka mencoba memancing emosimu, cobalah untuk tetap tenang dan tidak terlibat dalam argumen yang tidak produktif.

Tetapkan Batasan dengan Tegas. Tanpa batasan yang jelas, orang dengan NPD akan terus menguji kesabaranmu. Contoh batasan yang bisa kamu terapkan: “Aku tidak bisa membantu kamu kali ini.” “Aku tidak nyaman dengan candaan seperti itu.” “Aku perlu waktu untuk diriku sendiri.” Jika mereka mengabaikan batasanmu, jangan ragu untuk mengurangi interaksi.

Jangan Mengharapkan Perubahan Instan. Orang dengan NPD biasanya tidak menyadari bahwa mereka memiliki gangguan psikologis. Bahkan jika mereka mau berubah, prosesnya membutuhkan waktu lama dan terapi profesional. Jangan frustasi jika mereka tidak berubah—fokuslah pada bagaimana kamu merespons, bukan mengubah mereka.

Jaga Kesehatan Mentalmu Sendiri. Berinteraksi dengan orang NPD bisa melelahkan secara emosional. Pastikan kamu punya support system (teman, keluarga, atau terapis) yang bisa menjadi tempat berbagi. Jika hubungan dengan mereka terlalu toxic, tidak ada salahnya menjaga jarak.

Ingat: “Kamu berhak diperlakukan dengan hormat.”

Orang dengan NPD biasanya tidak berubah, Jika hubungan tersebut terus merugikanmu, menjauh adalah bentuk self-care, bukan egois.

Perlu Sobat Generus ketahui, NPD bukan sekadar “kepribadian yang menyebalkan”, ini adalah kondisi psikologis yang kompleks, seringkali berakar dari pengalaman masa kecil seperti pola asuh yang terlalu dimanjakan atau justru diabaikan.

Memahami NPD bukan tentang membenarkan perilaku toxic, tetapi tentang menjaga kesehatan mental. Dengan mengenali gejalanya sejak dini, kita bisa lebih bijak dalam bersikap—baik untuk diri sendiri maupun orang terdekat yang mungkin mengalaminya.

Penting! Artikel ini ditulis untuk tujuan edukasi, 'bukan diagnosis'. Jika Sobat Generus atau orang terdekatmu menunjukkan gejala NPD, konsultasikan dengan profesional kesehatan mental.