Umur 20-an. Katanya sih masa emas, masa penuh peluang. Tapi kenapa rasanya justru makin bingung, makin sering ngerasa overthinking, dan makin susah tidur tiap mikirin masa depan?
Kalau kamu pernah ngerasain yang sama, berarti kamu masuk ke salah satu fase yang disebut Quarter Life Crisis. Dan tenang, kamu nggak sendirian.
Hal inilah yang jadi tema utama dalam Pengajian Remaja LDII Kota Bandung yang digelar hari Minggu, 27 April 2025 di Gedung Serbaguna Sabiilul Muttaqiin, Buah Batu, Kota Bandung. Kegiatan ini diikuti oleh ratusan remaja pra nikah dari berbagai wilayah di Kota Bandung. Ruangan penuh, tapi suasananya hangat dan penuh rasa ingin tahu.
Tema yang diangkat kali ini cukup unik: “Quarter Life Crisis & Quarter Life Blessing.” Nggak cuma ngebahas soal “krisis”, tapi juga ngajak peserta buat ngelihat sisi “berkah”-nya.
Tiga pemateri keren—Sussy Susanti, Krisan Alghifari Putri, dan Iqbal Firdaus—mengupas fase ini dari berbagai sisi: dari soal karier yang stuck, ketakutan buat nikah, sampai pencarian jati diri yang kadang bikin insecure sendiri.
Tapi daripada larut dalam overthinking, mereka ngajak para peserta buat ngubah cara pandang.
“Justru ini saatnya buat ngasah kepekaan diri, belajar ngatur emosi, dan nyusun arah hidup yang lebih jelas. Quarter life crisis itu bisa berubah jadi quarter life blessing, kalau kita mau belajar dan buka hati,” jelas Iqbal Firdaus. Dalam wawancara singkat, Iqbal juga nambahin bahwa salah satu pendekatan yang disampaikan adalah soal pernikahan sebagai bentuk pengelolaan emosi positif. Karena banyak dari kita yang ngebayangin nikah itu cuma soal “siap finansial”, padahal kesiapan emosional juga sama pentingnya.
“Kalau kita ngerti dan bisa ngelola emosi dengan baik, kita bakal lebih siap nikah, lebih siap ambil keputusan besar, dan nggak gampang goyah pas dapet cobaan hidup,” ungkapnya. Ketua panitia, Fahru Tri Kurnianto, menegaskan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk memperkuat mental dan emosional remaja dalam menghadapi masa transisi dewasa, “Kita pengin ngenalin bahwa quarter life crisis itu nyata, tapi bukan untuk ditakuti. Kita bisa kelola, kita bisa ubah cara pandang. Kita kasih tools-nya, kita ajak ngobrol bareng, bukan sekadar ceramah satu arah,” katanya.
Peserta diajak aktif diskusi, tanya jawab, bahkan curhat ringan. Harapannya, mereka nggak cuma pulang dengan catatan, tapi juga dengan insight yang bisa langsung dipraktikkan. Kegiatan ini juga jadi bentuk komitmen LDII Kota Bandung dalam mendampingi generasi muda biar nggak cuma “pintar secara akademis”, tapi juga kuat secara mental, stabil secara emosional, dan bijak dalam ambil keputusan.
Karena generasi muda adalah pewaris peradaban. Kalau mentalnya ringkih, masa depannya pun ikut rapuh.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ “Ya Allah, jadikan kami termasuk orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti yang terbaik di antaranya.” (QS. Az-Zumar: 18)
Dan juga,
وَلْيَخْشَ ٱلَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا۟ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةًۭ ضِعَـٰفًۭا خَافُوا۟ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْيَقُولُوا۟ قَوْلًۭا سَدِيدًا “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Maka hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An-Nisa: 9) Buat kamu yang lagi merasa bimbang, lagi ngerasa hidup jalan di tempat, atau bahkan nggak tahu harus mulai dari mana—jangan takut. Jalanmu belum selesai, dan kamu nggak sendiri.
Quarter life crisis itu bukan musuh. Dia bisa jadi guru. Dan dengan bimbingan yang tepat, kamu bisa ubah krisis jadi bekal. Dari quarter life crisis, jadi quarter life blessing.
Leave a Reply
View Comments