Oleh Kei Naz
Di zaman serba digital kayak sekarang—apa-apa serba cepat, semua bisa dicari dalam satu klik—kita kadang lupa nanya hal paling dasar “Gue ini siapa, sih?” Masihkah kita punya karakter? Atau jangan-jangan, kita udah ikut hanyut sama arus zaman tanpa sadar?
Buat kita yang tumbuh dengan nilai keislaman dan kebangsaan, seperti 29 Karakter Luhur yang diajarin di LDII, karakter tuh bukan cuma teori, tapi pedoman hidup yang relevan banget di tengah zaman yang cepat berubah.
Karakter bukan soal keliatan baik di depan orang. Tapi soal gimana kita tetap teguh, bahkan saat gak ada yang ngelihat.
Misalnya aja akhlakul karimah. Bukan sekadar etika, tapi cerminan siapa kita sebenarnya. Atau ‘alim dan faqih, yang bikin kita gak cuma pintar cari info, tapi juga ngerti makna dan kebenaran. Ada juga syukur, biar kita gak gampang sombong pas dikasih kelebihan. Dan sabar, yang jadi pelindung pas hidup gak sejalan sama ekspektasi.
Anak muda keren bukan yang gak pernah salah, tapi yang berani ngaku salah dan mau berubah—tanpa harus bikin drama.
Dan dalam pergaulan yang sering gak sehat, punya karakter kayak suka bantu, saling jaga, dan gak asal nyakitin orang lain itu penting banget. Itu yang bikin kita beda.
Kalau soal teladan, kita punya banyak figur luar biasa. Bung Karno dan Bung Hatta, misalnya. Mereka bukan cuma pemimpin, tapi simbol karakter kuat yang penuh integritas.
Naik ke level spiritual, kita punya Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Lihat Abu Bakar yang sabarnya luar biasa, Umar bin Khattab yang tegas dan adil, Utsman bin Affan yang tetap lembut di tengah tekanan, dan Ali bin Abi Thalib yang bijak sekaligus berani. Mereka semua hidup dengan karakter, bukan sekadar omongan.
Iya, hidup sekarang ini banyak tantangan. Dan justru itu alasan kenapa kita butuh karakter yang kuat. Supaya gak gampang goyah, dan bisa tetap jalan meski dunia berubah.
Inget, Indonesia Emas bukan cuma soal teknologi atau ekonomi. Tapi soal generasi muda yang bisa bawa nurani, prinsip, dan nilai hidup di setiap langkahnya.
Jadi yuk, mulai sekarang, jangan cuma ngejar pinter tapi juga tumbuh jadi pribadi yang punya nilai. Punya arah. Karena bangsa ini cuma akan tumbuh kalau kita tumbuh juga,bukan cuma sebagai anak muda yang keren, tapi juga yang benar.
Bayangin suatu hari nanti…
di balik layar panggung dunia yang gemerlap,
ada kita, berdiri di sana, bukan karena viral,
tapi karena kita punya karakter yang bikin orang percaya.
Dan saat itu tiba, kita gak cuma jadi penonton sejarah.
Kita yang nulis bab barunya.
Leave a Reply
View Comments