Bagi pasangan muda kayak Baron — ini sejenis sebut saja Mawar guys, yang bukan nama sebenarnya — akhir pekan adalah saat yang paling ditunggu. Setelah penat beraktivitas selama seminggu, Baron mengajak istrinya Bella (juga bukan nama sebenarnya, seperti Mawar) untuk menikmati indahnya pemandangan di Kabupaten Bandung.
Perjalanan dimulai Jumat sore selepas Baron menyelesaikan kerjanya di sekitaran Senayan, Jakarta. Setelah sholat Magrib di Terminal Kampung Rambutan, Baron dan Bella menumpangi sebuah minibus. Perjalanan diperkirakan memakan waktu empat jam. Selama perjalanan keduanya ngemil burger dan swarma sambal ngobrol tentang rencana menginap di lokasi tujuan, wisata kulinernya dan akan belanja oleh-oleh apa. Tak lupa mereka mengunggah foto di akun medsosnya dengan caption, “Ubur-ubur ikan lele, ayo healing le”.
Dentuman musik dari pengeras suara di minibus itu menggema melantunkan lagu “Tambal Ban” dari OM Lorenza yang sedang viral akhir-akhir ini. Namun Baron dan Bella malah terlelap kelelahan usai deep talk.
Perjalanan yang menyenangkan itu berubah menjadi musibah. Minibus yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan. Sebagian besar penumpang yang saat itu terlelap, seketika terbangun karena benturan yang keras disertai dentuman. Seketika suasana hening berubah dengan teriakan, tangisan dan juga kalimat istighfar.
“Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Ada apa ini, kamu di mana Bella?” teriak Baron mencari-cari istrinya yang tidak ada di kursinya. Ternyata Bella terlempar ke kursi samping dengan posisi meringkuk di bawah kursi.
Baron memeluk istrinya dan mengecek apakah ada luka di tubuh istrinya tersebut. Alhamdulillah keduanya tidak mengalami luka berarti. Hanya sedikit benjol di kepala Baron dan Bella. Mereka melihat penumpang lain terkapar dengan luka dan ada yang pingsan.
Keduanya membantu penumpang lain untuk keluar dari minibus, termasuk supir dan kernet yang pingsan tidak sadarkan diri. Hampir 14 orang penumpang dikeluarkan oleh Baron, ada yang dipapah, digendong dan dipanggul.
Tak lama berselang, datang penduduk sekitar lokasi kejadian memberikan bantuan. Tak lama berselang polisi tiba di lokasi. Para penumpang yang terluka diangkut ke Puskemas terdekat untuk mendapatkan pengobatan.
Polisi yang melihat hampir semua penumpang terluka dan bahkan tak sadarkan diri, berusaha mencari data akan peristiwa kecelakaan tunggal tersebut. Sang sopir tidak bisa ditanyai karena cukup parah, begitupun penumpang lainnya.
Saksi mata di lokasi kejadian juga tidak ada karena lokasi jauh dari pemukiman dan berada di perbukitan.
Polisi mendapati ada dua penumpang yang tidak luka sama sekali, aman-aman saja. Lalu Polisi mencari informasi kepada Baron dan Bella yang bugar dibanding penumpang lain. “Bapak dan ibu penumpang minibus ini kan? Kok tidak terluka ya?,” tanya Pak Polisi.
Baron membenarkan, mereka adalah penumpang minibus tersebut. “Saya tidak tahu penyebab kecelakaan ini, karena kami tertidur. Kami terbangun karena ada benturan keras dan tiba-tiba semua gelap dan terguling guling,” ujar Baron sambil mengelus elus kepalanya yang benjol.
Lalu Pak Polisi tadi meminta data pribadi atau KTP dari Baron dan Bella. Dari sling bag-nya, Baron mengeluarkan dompet mencari-cari KTP atau SIM-nya. Di keremangan malam, susah payah Baron mencari-cari kartu tersebut. Makin dicari, makin tak ditemukan. Pak Polisi membantu dengan menyorotkan senter ke arah dompet Baron.
“Maaf pak, ternyata saya tidak membawa KTP dan SIM. Sepertinya tertinggal di rumah,” ujar Baron sambil terus mencari-cari.
Pak Polisi bertanya lagi, “Kalau tiket minibus ini ada?”
“Oh ada pak, ini,” ujar Baron.
Sambil menyerahkan tiket itu, ada selembar kertas terjatuh dari tangan Baron dan segera diambil kembali. Pak Polisi memeriksa tiket dan tertarik akan kertas yang dipegang Baron. “Itu kertas apa mas?” tanya Pak Polisi.
Baron segera memberikan kertas yang terlipat tersebut ke Pak Polisi. Segera Pak Polisi membuka kertas tersebut sambil sorot senternya diarahkan ke arah kertas tersebut. Ia amati isi kertas kecil itu dengan seksama, keningnya agar berkerut seakan berpikir keras.
“Pantas saja kami berdua selamat, ternyata kamu bawa jimat ya!,” ujar Pak Polisi.
Seketika Baron dan Bella terkaget-kaget dengan kalimat Pak Polisi. “Ehhh enggak pak, kami tidak dukun-dukunan. Kami tidak punya jimat sama sekali. Kami tadi sebelum berangkat sholat di terminal dan doa seperti biasa saja kok,” ujar Baron yang mulai gusar.
“Ya sudah, mari kami antar ke pemukiman terdekat atau ke terminal untuk melanjutkan perjalanan. Ini saya kembalikan jimat kamu, mudah-mudahan perjalanannya selamat ya,” ujar Pak Polisi mengembalikan kertas itu.
Bella yang penasaran bertanya pada suaminya, “Yang, coba liat kertas apa sih yang kamu kasih ke Pak Polisi?” “Kertas biasa aja,” jawab Baron sekenanya.
Bella menerima kertas “jimat” itu dan membukanya. “Ya Allah, alhamdulillah kami selamat,” ujar Bella sambil tersenyum terkikik membaca kertas bertuliskan huruf Arab gundul dengan coretan tanda garis bersilang tersebut.
Sementara Pak Polisi terus membicarakan dengan teman-temannya tentang jimat milik Baron itu.
bisa aja