Oleh Fitri Utami
Pernah nggak sih, ada di situasi di mana rasanya susah banget buat bilang “nggak”? Misalnya, ada teman yang minta tolong padahal kita lagi capek banget, atau diajak pergi padahal pengen banget rebahan di rumah. Tapi tetap aja kita bilang, “Iya deh, gapapa,” meskipun di dalam hati ada suara kecil yang bilang pengen nolak. Nah, kalau iya, selamat! Kalian resmi jadi anggota klub “orang ga enakan”, dan trust me, itu ga enak banget.
Punya hati yang tulus buat nolongin orang lain itu sebenarnya luar biasa. Dalam Islam pun, membantu orang lain adalah amalan yang sangat dianjurkan. Rasulullah ﷺ bersabda:
“خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ”
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.”
(HR. Ahmad, Thabrani)
Tapi… pernah nggak sih kita merasa lelah karena terus-terusan berusaha jadi ‘orang baik’ di mata orang lain? Rasanya kayak makin kita berusaha nyenengin orang lain, makin kita kehilangan diri sendiri. Kadang kita bertanya-tanya: kalau aku nolak, apa aku jadi orang jahat? Apa aku egois?
Sebenernya, ada banyak alasan kenapa kita susah bilang ‘nggak’. Takut bikin orang kecewa, pengen diterima dan disukai, atau nggak mau dicap egois. Rasa bersalah selalu muncul setiap kali kita nolak, apalagi kalau orang itu dekat sama kita. Siapa sih yang nggak mau dianggap baik? Kita jadi lebih sering mengiyakan meskipun hati nggak rela. Ada ketakutan kalau nolak, kita bakal kelihatan sombong atau nggak peduli.
Tapi… kebaikan yang dipaksakan itu beneran kebaikan nggak, sih? Kalau ujung-ujungnya kita yang kelelahan dan tertekan, apa itu masih disebut ikhlas?
Kalau kita terus-terusan memprioritaskan orang lain tanpa mikirin diri sendiri, lama-lama dampaknya bakal kerasa banget. Tubuh dan pikiran punya batas. Terlalu sering memaksakan diri akhirnya bikin kita gampang sakit, stres, atau bahkan burn out. Niat baik kita jadi nggak maksimal.
Kita juga bisa lupa sama diri sendiri. Terlalu sibuk mikirin orang lain sampai lupa kalau kita juga punya kebutuhan. Padahal Allah sudah berfirman:
“وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ”
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
(QS. Al-Baqarah: 195)
Artinya, berbuat baik itu ada batasannya. Jangan sampai kita malah menjatuhkan diri sendiri.
Lebih buruk lagi, kita bisa dimanfaatkan orang lain. Terlalu sering mengalah bikin orang lain jadi terbiasa — bahkan ada yang sengaja memanfaatkan kebaikan kita. Lama-lama kita nggak dihargai.
Kita tetap bisa jadi orang baik, tapi nggak harus selalu mengiyakan. Kuncinya ada di keseimbangan. Gimana caranya?
Bilang ‘nggak’ dengan cara yang baik. Menolak nggak harus kasar. Cukup sampaikan dengan jujur tapi sopan, misalnya:
“Aku pengen banget bantu, tapi aku lagi ada keperluan lain. Maaf ya.”
Rasulullah ﷺ bersabda:
“مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ”
“Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya, meskipun menolak, tetap sampaikan dengan cara yang baik. Kenali juga batasan diri sendiri. Kita bukan robot. Ada waktu di mana kita harus berhenti dan istirahat. Jangan sampai terlalu memaksakan diri hanya demi menyenangkan orang lain.
Ingat, diri kita juga punya hak. Rasulullah ﷺ bersabda:
“إِنَّ لِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا”
“Sesungguhnya badanmu juga punya hak atas dirimu.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya, menjaga diri sendiri juga termasuk tanggung jawab. Kita nggak bisa terus mengorbankan kesehatan fisik dan mental kita demi orang lain.
Jadi orang baik itu mulia, tapi kebaikan juga butuh keseimbangan. Jangan sampai kita jadi ‘terlalu baik’ sampai kehilangan diri sendiri. Ingat, kita bisa lebih bermanfaat kalau kita juga merasa cukup, sehat, dan nggak terbebani. Karena pada akhirnya, orang yang paling bermanfaat itu bukan yang selalu bilang ‘iya’, tapi yang tahu kapan harus berkata ‘tidak’ demi menjaga dirinya agar tetap bisa membantu lebih banyak orang.
Leave a Reply
View Comments