Ghibah fitnah serupa dan sama
Ghibah & Fitnah: Serupa, Sama-Sama Celaka. Gambar: Generus

Ghibah & Fitnah: Serupa, Sama-Sama Celaka

Oleh Tiya Inggriyani S

“Aku sih nggak mau su’udzon ya, tapi katanya dia nolak lamarannya karena mahar cowoknya kurang.”

Kalimat semacam ini mungkin terdengar biasa. Tapi di balik kata “katanya,” bisa jadi ada ghibah yang menyakitkan dan fitnah yang menghancurkan. Dua dosa lisan yang seringkali diremehkan, padahal bisa terjadi pembunuhan karakter dan juga bisa nyeret kita ke jurang neraka kalau nggak segera tobat. Na’udzubillah.

Ghibah Itu Seperti Makan Bangkai

Rasulullah SAW bersabda,

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : أَتَدْرُوْنَ مَا الْغِيْبَةُ ؟ قَالُوْا : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ : ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ، فَقِيْلَ : أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِيْ أَخْيْ مَا أَقُوْلُ ؟ قَالَ : إِنْ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ، وَ إِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدْ بَهَتَّهُ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasannya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Tahukah kalian apa itu ghibah?” Lalu sahabat berkata: “Allah dan rasul-Nya yang lebih tahu”. Rasulullah bersabda: “Engkau menyebut saudaramu tentang apa yang dia benci”. Beliau ditanya: “Bagaimana pendapatmu jika apa yang aku katakan benar tentang saudaraku?” Rasulullah bersabda: “Jika engkau menyebutkan tentang kebenaran saudaramu maka sungguh engkau telah ghibah tentang saudaramu dan jika yang engkau katakan yang sebaliknya maka engkau telah menyebutkan kedustaan tentang saudaramu”. (HR Muslim)

Bayangin deh, dalam Al-Qur’an, Allah menggambarkan ghibah itu kayak makan bangkai saudara sendiri. Jijik banget, kan?

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”

(QS. Al-Hujurat: 12)

Fitnah? Lebih Bahaya dari Pembunuhan!

Kalau ghibah itu udah parah, fitnah lebih sadis lagi. Bisa bikin hidup orang lain berantakan, rumah tangga pecah, nama baik rusak, bahkan bisa merusak satu komunitas!

وَالْفِتْنَةُ اَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِۚ

“Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan.”

(QS. Al-Baqarah: 191)

Dalam era digital kayak sekarang, ghibah dan fitnah bukan cuma dari mulut ke mulut. Tapi juga dari jari ke layar, dari status ke story, dari komentar ke caption. Semuanya bisa viral dalam sekejap. Ironisnya, kadang kita nggak sadar ikut menyebarkan dosa.

Jadi, Gimana dong biar nggak kejebak? Sebagai orang iman kita bisa mulai jaga circle positif, bertemanlah  dengan orang-orang yang saling mengingatkan dan menyejukkan hati. Bukan yang sibuk nyari bahan gibahan. Kemudian, biasakan tabayyun dan menahan lisan agar tidak terpancing. Saring sebelum sharing, kalau ngga penting dan ngga positif mending skip. Terakhir, yang paling utama yaitu perbanyak ilmu agama dan ibadah! Semakin kita paham agama dan rajin ibadah, hati dan lisan insyaallah semakin terjaga dari perbuatan keji dan munkar.

Nggak semua yang bisa dibicarakan itu pantas dibicarakan. Nggak semua yang bisa diunggah itu layak dibagikan. Sebagai generasi muda, kita harus jadi rem, bukan bensin buat api fitnah dan ghibah.

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari & Muslim)