Foto: Lines

Generus Workshop Vol. 1, Saatnya Tekuni Passion Baru

Sheva duduk termenung di kamar kosnya yang sempit di sudut Kota Serang, Banten. Matahari sore menyelinap di celah jendela, menerangi layar ponselnya yang dipenuhi unggahan teman-temannya. Mereka tampak begitu mantap melangkah dalam hidup. Sementara itu, ia masih berkutat dengan pertanyaan yang tak kunjung terjawab:

Keahlian apa yang aku punya? Mau jadi apa aku nanti?

Quarter life crisis. Itulah istilah yang sering ia dengar. Sebuah fase yang kini ia alami. Bukan tanpa usaha, ia sudah mencoba berbagai hal, mulai dari kursus online, membaca buku motivasi, bahkan bertanya pada diri sendiri di depan cermin. Tapi tetap saja, rasanya seperti berjalan di lorong panjang tanpa petunjuk ke mana harus melangkah.

Saat itulah, jarinya berhenti menggulir layar Instagram. Sebuah unggahan dari @generusindonesia.id menarik perhatiannya: “Generus Workshop Vol. 1 Merangkai Bunga Merangkai Cuan” membuka kesempatan untuk kamu yang mau upgrade skill sambil nambah penghasilan!

Sheva tak berpikir panjang. Tanpa basa-basi, ia langsung mengklik tautan pendaftaran. Ada sesuatu yang bergetar dalam dirinya—entah itu antusiasme atau sekadar harapan kecil bahwa ini bisa menjadi titik balik.

Foto: LINES

Akhirnya, hari Sabtu pagi (08/3) yang ia tunggu-tunggu tiba. Udara Jakarta masih segar ketika Sheva bergegas menuju DPP LDII yang berlokasi di Senayan, Jakarta Selatan. Ia tak sendiri, bersama seorang teman dari Serang, menaiki bus yang membelah jalanan ibu kota. Ada harapan yang ia genggam erat: Semoga ini bukan sekadar workshop biasa.

Setibanya di lokasi, atmosfer penuh semangat menyambutnya. Anak-anak muda dari berbagai daerah berkumpul, sebagian asyik bercengkerama, sebagian lagi sibuk dengan peralatan workshop. Ruangan luas itu dipenuhi meja-meja yang dihiasi bunga segar, pita warna-warni, dan berbagai alat merangkai.

Acara dibuka oleh Ketua Departemen Pemuda Kepanduan dan Olahraga dan Seni Budaya (PKOSB) DPP LDII, Edwin Sumiroza. Ia mengungkapkan bahwa kegiatan ini digelar untuk membekali generasi muda dengan berbagai keterampilan, salah satunya dekorasi dan merangkai bunga.

“Kalau ingin hobi menjadi cuan, kenali potensi Anda. Gali potensi diri, temukan apa yang ingin Anda kembangkan,” ujarnya, menekankan pentingnya mengenal diri sendiri sebelum memulai usaha.

Lebih lanjut, Edwin juga menyoroti pentingnya memiliki ciri khas dalam setiap usaha yang dijalankan. Menurutnya, di era persaingan bisnis yang semakin ketat, memiliki diferensiasi atau sebuah perbedaan yang mejadi ciri khas adalah faktor utama yang menentukan keberlanjutan sebuah usaha. Produk atau jasa yang ditawarkan harus memiliki nilai tambah yang membuatnya berbeda dari yang lain agar lebih mudah dikenali oleh pasar.

“Ciptakan sesuatu yang unik. Keunikan adalah kunci untuk menarik perhatian pelanggan dan membangun loyalitas mereka,” tambahnya.

Selain itu, ia menekankan membangun komunitas dan memanfaatkan media sosial secara efektif juga menjadi kunci sukses dalam mengembangkan usaha. Menurutnya, media sosial memiliki peran yang sangat besar dalam meningkatkan eksposur bisnis, menarik pelanggan potensial, serta memperkuat branding.

“Bergabunglah dengan komunitas yang memiliki minat serupa, dan memanfaatkan media sosial sebagai akselerator bagi bisnis. Dengan strategi yang tepat, platform digital bisa menjadi jembatan untuk memperluas pasar,” ujarnya.

Sesi selanjutnya dipandu oleh Opy Yudini, owner Azka Anggun Art sekaligus Sekjen Asosiasi Pengusaha Jasa Dekorasi Indonesia (ASPEDI) 2025-2029. Azka Anggun Art berdiri sejak tahun 1998 sebagai pusat penyewaan peralatan dekorasi dengan koleksi gebyok dan dekorasi Jawa terlengkap di Jakarta. Sejak 2008, Azka Anggun Art berkembang menjadi vendor dekorasi untuk acara pernikahan serta berbagai acara perusahaan, baik formal maupun nonformal.

Dalam sesi workshop, Opy mengupas tuntas dunia florist, dari mengenali jenis bunga hingga teknik merangkai yang menarik, “Ada dua jenis bunga, segar dan artificial. Keduanya punya keunikan sendiri dan bisa dikombinasikan sesuai kebutuhan dekorasi,” jelasnya.

Foto: LINES

Merangkai bunga, menurut Opy, bukan sekadar menata warna dan bentuk, tetapi juga memahami prinsip dasar seperti simetri, proporsi, keseimbangan, serta dimensi dan karakter bunga, “Setiap klien punya impian masing-masing dalam dekorasi. Kuncinya adalah bagaimana kita menghidupkan visi mereka lewat rangkaian bunga yang estetik,” lanjutnya.

Selain belajar merangkai bunga, DPP LDII juga memberikan wawasan tentang cara memasarkan produk secara digital. Para peserta belajar strategi pembuatan konten foto dan video, pemanfaatan media sosial, serta teknik copywriting yang efektif yang bisa menarik minat calon pelanggan.

“Seru banget! Aku jadi tahu kalau bikin konten itu nggak asal foto terus upload. Ada tekniknya biar lebih menarik dan bisa sampai ke target yang tepat,” kata Sheva.

Setelah seharian penuh belajar dan praktik, para peserta tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga semangat baru untuk memulai atau mengembangkan usaha mereka sendiri. Sheva pulang membawa lebih dari sekadar rangkaian bunga di tangannya. Ia membawa optimisme dan harapan baru.

“Mungkin, inilah awal dari perjalanan menemukan passion yang selama ini aku cari,” ungkap Sheva.