Gaya Hidup tidak sesuai dengan Pendapatan. Foto: Canva.com

Gaji Cepat Habis? Bukan Gajinya yang Kurang, Tapi Gaya Hidup yang Nggak Disadari

Oleh Fitri Utami

Pertengahan bulan, kamu mulai ngitung sisa saldo dengan hati deg-degan. Bukan karena kamu habis belanja besar. Bukan karena ada utang gede. Tapi karena… uang kayaknya nggak tahu lari ke mana.

Padahal baru aja gajian dua minggu lalu. Tapi sekarang, saldo tinggal cukup buat makan dua-tiga hari ke depan. Sisanya? Ya udah lewat.

Kamu coba mikir. Kayaknya minggu lalu cuma jajan kopi dua kali. Beli baju sepotong. Ada traktir temen, ya, tapi nggak yang fancy. Sisa pengeluaran? Random kecil-kecil. Tapi ternyata, justru di situlah sumbernya: bocor halus.

Dan ini bukan kamu doang yang ngalamin. Banyak orang, termasuk yang udah kerja bertahun-tahunmasih sering ngerasa gajinya “nggak cukup”. Padahal angka di slip gaji bisa jadi udah naik. Tapi tetap aja, rasa kurang itu datang lagi setiap akhir bulan.

Kenapa bisa gitu? Karena sering kali, kita bukan kekurangan penghasilan, tapi kelebihan gaya hidup. Kita nambahin keinginan, tanpa sadar kalau penghasilan kita masih di tempat. Gaji 4 juta, tapi gaya hidup udah kayak influencer. Harus minum kopi yang “layak di-story-in”. Harus punya skincare viral. Harus ikut update barang lucu di TikTok. Harus nongkrong di tempat yang aesthetic. Harus punya baju buat tiap kesempatan.

Dan lucunya, kita sering pakai kalimat pembenaran: “Nggak apa-apa dong, self-reward. Aku juga kerja keras.” Yes, kamu kerja keras. Tapi self-reward yang terus-terusan dan tanpa kendali… justru bisa bikin kerja kerasmu nggak pernah berbuah tenang.

Karena faktanya, semua orang bisa habis uangnya, berapa pun gajinya. Kalau kamu belum bisa ngatur uang 2 juta, kamu juga bakal kesulitan waktu gaji 10 juta. Yang beda cuma angkanya, bukan perilakunya.

Dan tenang, ini bukan soal dilarang senang-senang. Tapi soal tahu batas.

Kamu tetap bisa jajan, nongkrong, atau beli barang lucu—tapi semua itu sebaiknya masuk dalam porsi. Kayak makan gizi seimbang. Ada tempat buat protein, karbo, sayur, dan air. Uang juga gitu. Harus punya jatahnya sendiri-sendiri.

Kamu butuh makan —> kebutuhan pokok

Kamu butuh hiburan —> self-care

Kamu butuh tabungan —> masa depan

Kamu butuh bantu orang —> sedekah

Kamu butuh ruang main —> tapi jangan lupa balik

Dan semua itu nggak akan pernah terasa cukup… kalau kamu cuma lihat “aku ingin” tanpa mikir “aku bisa?”

Coba ingat-ingat, kapan terakhir kamu ngerasa cukup? Kapan kamu bilang ke diri sendiri, “Aku nggak perlu itu, aku cukup punya ini”? Karena kadang, yang bikin kita cepat habis bukan jumlah uangnya, tapi jumlah perbandingan di kepala kita. Kita ngelihat orang lain beli A, langsung mikir “harus punya juga”. Kita nonton review B, langsung masuk wishlist. Kita lihat story temen di coffee shop baru, langsung bilang, “Aku juga harus nyobain.”

Dan akhirnya… gaji yang awalnya terasa “lumayan” itu, habis pelan-pelan demi mengejar hal yang sebenarnya nggak kita butuh-butuh amat.

Jadi kalau bulan ini kamu ngerasa penghasilanmu selalu cepat habis, coba tahan sebentar. Lihat ulang cara kamu hidup. Lihat ulang yang kamu anggap “perlu”. Dan tanya ke diri sendiri: “Beneran kurang, atau aku aja yang belum belajar cukup?”

Karena kadang, hidup jadi lebih ringan… bukan saat kita dapat lebih, tapi saat kita belajar menyesuaikan.