Oleh Nabila Kartika Luthfa
Hai, Generus Indonesia! Pernah nggak sih kamu merasa nggak nyaman dengan tubuhmu sendiri? Atau mungkin pernah jadi korban body shaming? Tenang, kamu nggak sendirian. Banyak banget dari kita yang pernah mengalami hal serupa. Tapi, jangan biarkan body shaming merusak kepercayaan dirimu yaa. Justru, kita bisa mengubah luka itu jadi kekuatan yang luar biasa! Mari simak penjelasan dari konselor keluarga, Dian Alia Putri.
Apa sih Body Shaming Itu?
Body shaming adalah tindakan buruk mengkritik atau menghina bentuk tubuh seseorang. Dian menjelaskan, body shaming menyerang harga diri seseorang dan citra yang dia miliki mengenai tubuhnya. Orang yang menjadi korban body shaming kerap merasa tidak berdaya untuk melakukan apapun terhadap serangan itu karena keadaan fisik atau tubuhnya, bukanlah sesuatu yang sepenuhnya dapat dia kendalikan.
Dampak Buruk Body Shaming
Konselor keluarga tersebut menegaskan bahwa, manusia mendapatkan anugerah yang berbeda-beda dari penciptaNya, sejatinya setiap ciptaan Tuhan itu baik dan indah. Tapi keyakinan itu dirusak oleh penilaian orang yang sering kali tidak adil terhadap keadaan tubuh seseorang. Akibatnya korban body shaming bisa jadi tidak percaya diri, merasa dirinya tidak cukup baik, tidak bisa memenuhi standar sosial yang sering tidak jelas batas kualifikasinya, sehingga mengganggu fungsi sosial dan menghambat pengembangan diri.
Mengubah luka Body Shaming menjadi Kekuatan Luar Biasa
Dian menjelaskan, ada beberapa saran yang bisa dilakukan untuk mengubah luka dari body shaming menjadi kekuatan luar biasa untuk bangkit :
- Pilah mana komentar orang lain yang mau kalian terima dan jadikan itu sebagai masukan berharga. Ingat bahwa body shaming adalah opini dan sifatnya subyektif. Contohnya seseorang bisa menilai bentuk tubuh tertentu tidak baik, tapi orang lain bisa saja menyukai bentuk tubuh tersebut. Seperti yang kita tahu, opini bukanlah fakta, yang berarti sifatnya tidak mutlak, bedakan komentar yang bersifat toxic dan tidak perlu digubris. Lebih fokuslah pada komentar yang bermanfaat untuk pengembangan dirimu dan yang bisa kamu upayakan. Misalnya, komentar tentang cara memadupadankan busana, atau menyesuaikan tata rias wajah sesuai dengan acara yang akan dihadiri atau komentar baik lainnya.
- Mulai berfikir untuk mengembangkan kualitas pribadi bukan dari penampilan fisik. Misalnya meningkatkan amalan akhlak yang baik sehingga kebiasaan baik itu dapat tertanam menjadi karakter baik dalam dirimu. Misalnya, jadilah teman bergaul yang baik hati dan peduli kepada sesama, jadilah pimpinan yang mau mendengarkan pendapat bawahan, bisa juga jadi rekan kerja yang bertanggungjawab, kooperatif dan komitmen untuk berkontribusi optimal pada kinerja timmu.
- Sayangi dirimu, kasih sayang kepada dirimu sendiri jika sudah menjadi kebiasaan dapat menjadi sistem imun yang baik terhadap serangan penyakit seperti body shaming. Jika kamu lebih percaya pada pemikiranmu tentang diri sendiri, percaya pada kemampuan dan niat baikmu, percaya pada kualitas pribadimu, karena body shaming bisa memiliki dampak yang minim terhadap harga dirimu.
- Perhatikan durasi penggunaan media sosial yang dapat berdampak terhadap perasaan dan suasana hatimu. Jika media sosial cenderung membuatmu tidak nyaman atau rendah diri ada baiknya detoks media sosialmu.
- Manfaatkan media sosial dengan baik. Kamu bisa memanfaatkan media sosial untuk menggali informasi yang baik, misal untuk mencari keterampilan baru untuk dikuasai sehingga meningkatkan kualitas diri.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Mencari Bantuan Profesional ?
Dian menyarankan, waktu yang tepat untuk mencari bantuan profesional ketika body shaming sudah mengganggu fungsi hidupmu. Misalnya, ketika kamu sudah merasa kewalahan dengan emosimu, tidak mampu mengelola pikiran yang berlebihan sampai membuat dirimu merasa cemas. Bisa juga, ketika relasimu atau orang terdekatmu yang berarti untukmu menjadi semakin terganggu akibat dari kondisi psikism yang belum mendapat penanganan yang baik.
Dian menegaskan, apa yang orang lain katakan tentang dirimu tidaklah penting. Yang terpenting adalah apa yang kamu katakan kepada dirimu sendiri. Mulai belajar untuk berbicara baik kepada dirimu sendiri. Perhatikan kebutuhanmu, seringlah apresiasi dirimu dan lebih sering untuk memaafkan diri sendiri atas semua hal yang belum sesuai harapan. Fokus pada hal-hal yang dapat kamu pengaruhi dan relakan hal-hal yang berada diluar kendalimu. Stay kind to yourself.
Leave a Reply
View Comments