Benarkah Keterbatasan Akibat Orang Tua yang Tak berdaya. Gambar: Generus

Benarkah Keterbatasan Akibat Orang Tua yang Tak berdaya?

Oleh Tiya Inggriyani Setiyo

Jiwa muda tak bisa dipungkiri punya banyak cita dan ego yang seringnya mentok oleh keadaan. Era dulu maupun sekarang sama-sama punya bisikan dari telinga kiri “Andai aku anaknya Bapak X atau Ibu Y, mungkin aku sudah duduk dikursi jabatan mentereng, mungkin aku jadi sarjana perguruan LN”.

Yap! Keterbatasan, seringkali jadi alasan kita terhambat dari kata “sukses” versi diri kita sendiri. Seringnya keterbatasan, membentuk diri kita jadi jiwa “mutungan”. Ironinya banyak dari kita anak muda yang mutungan justru menyalahkan kondisi keluarga kita, sebut saja orang tua. Tapi, emangnya iya keterbatasan itu akibat orang tua yang tak berdaya? Ah atau itu alasan yang dicari-cari aja?

Menyentuh tema yang kompleks dan sensitif, hal ini karena menyangkut kondisi keluarga, tanggung jawab, dan masa depan anak. Berikut ini adalah jawaban yang jujur dan seimbang supaya pikiran kita lebih terbuka lagi ya…

Keterbatasan akibat orang tua yang tak berdaya, apa iya?

“Ya, keterbatasan bisa timbul dari orang tua yang tak berdaya — tapi bukan satu-satunya penentu”.

Faktanya, kondisi orang tua bisa membatasi anak. Orang tua yang dalam kondisi tak berdaya (secara ekonomi, fisik, pendidikan, atau mental) memang mengakibatkan ketidakmampuan menyediakan pendidikan yang layak. Selain itu orang tua yang tak berdaya kebanyakan gagal memberi contoh, arahan, dan dukungan emosional kepada anak secara mental. Tak hanya itu, tidak terpenuhinya kebutuhan dasar anak, seperti gizi, kesehatan, atau keamanan. Akibatnya, anak bisa tumbuh dalam lingkaran keterbatasan yang sulit ditembus.

Namun, keterbatasan itu bukan takdir mutlak guys!

Banyak anak dari orang tua yang tidak berdaya justru menjadi pribadi tangguh. Mampu mencari jalan keluar melalui pendidikan, kerja keras, atau komunitas yang suportif serta memiliki motivasi lebih kuat untuk “memutus rantai” kemiskinan atau ketidaktahuan.

Contoh nyata banyak ditemukan anak-anak dari keluarga miskin yang akhirnya menjadi pemimpin, ilmuwan, seniman, atau pengusaha sukses. Banyak orang-orang berprestasi meski tinggalnya ternyata dipedalaman. So, gak boleh mutungan lagi yaa!..

Selain itu lingkungan dan kehendak Pribadi atau niat juga menentukan. Keterbatasan dari orang tua mungkin awalnya menjadi beban, tapi dukungan dari guru, teman, mentor, dan masyarakat bisa membuka jalan baru. Tekad yang kuat dan keyakinan pribadi bisa mengubah nasib secara drastis.

Balik lagi ke niat dan gigih dalam mencapai cita-cita, kira-kira kita udah usaha sampai mentok belum nih?

Keterbatasan akibat orang tua yang tak berdaya memang nyata dan tidak bisa diabaikan. Tapi, itu bukan vonis. Dengan kesadaran, bantuan lingkungan, dan semangat juang, kita sebagai anak bisa keluar dari keterbatasan dan membalik keadaan.

Jika kamu sedang berada di posisi seperti itu atau mengenal seseorang yang mengalaminya, percayalah asal tidak menyerah, ada jalan. Dan jalan itu kadang tidak lurus—tapi selalu mungkin.

Terus berusaha, kokohkan niat dan berdoa kepada Allah agar dipermudah jalannya.