Oleh Fitri Utami
Pernah nggak sih kamu ngalamin momen kayak gini:
Lagi scroll marketplace, eh muncul promo “FLASH SALE 50% CUMA 2 JAM!” Kamu nggak butuh-butuh amat sih, tapi… “Lumayan juga ya harganya…” “Ah, siapa tahu nanti kepake…” “Kalau nggak sekarang, rugi dong…”
Lalu… klik. Masuk keranjang. Checkout. Barang datang. Eh, dua minggu kemudian masih nganggur di pojokan kamar 🙃
Kalau kamu pernah kayak gitu, selamat kamu nggak sendirian. Itu yang namanya impulsive spending: belanja tanpa pikir panjang, tanpa rencana, cuma karena tergoda sesaat. Dan meski kelihatannya sepele, kebiasaan ini bisa bikin dompet bocor pelan-pelan… dan bikin hati nyesel belakangan.
Keinginan itu nggak salah. Punya keinginan itu manusiawi. Siapa sih yang nggak senang beli barang yang bikin hati senang? Tapi kadang, kita nggak sadar kapan keinginan berubah jadi kebiasaan impulsif. Kita jadi gampang beli karena bosan, karena stres, atau karena merasa pantas dapat “reward”—walau sebenarnya dompet sedang tidak siap.
Padahal, nggak semua “reward” itu benar-benar memberi rasa puas. Banyak dari kita justru merasa kosong setelah barang datang. Excited sebentar, lalu balik ke rutinitas. Lalu kita mulai cari barang lain, demi rasa senang yang sama. Begitu terus.
Di titik ini, kita perlu berhenti sejenak dan jujur: Benarkah kita butuh barang itu? Atau kita cuma pengin merasa cukup… lewat cara yang salah?
Belanja nggak salah. Tapi sadar saat belanja, itu jauh lebih penting. Karena saat kita sadar, kita bisa memilih: mana yang beneran bikin hidup lebih baik, dan mana yang cuma bikin senang sesaat.
Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
كُلُوا وَاشْرَبُوا وَتَصَدَّقُوا فِي غَيْرِ سَرَفٍ وَلَا مَخِيلَةٍ
“Makanlah, minumlah, dan bersedekahlah, tanpa berlebihan dan tanpa kesombongan.”
(HR. Bukhari)
Kita diajari untuk tidak berlebihan. Bahkan dalam hal yang halal.
Dan belanja, selama tidak mubazir, tetap bisa jadi bentuk syukur. Tapi kalau setiap klik checkout justru bikin kita makin kosong, bisa jadi kita perlu jeda.
Coba sesekali tunda. Nggak usah buru-buru. Taruh dulu di keranjang. Lihat dua hari lagi. Kalau masih pingin, dan dananya aman—silakan. Tapi kalau sudah nggak penting, berarti keinginan itu cuma lewat doang.
Karena seringkali, keputusan yang paling bijak… adalah yang nggak langsung kita ambil.
Leave a Reply
View Comments