Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan kami berikan kepadanya kehidupan yang lebih baik dan akan kami berikan balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan," (QS. An Nahl Ayat 97). Foto: Generus.id

Keimanan: Nikmat yang Nggak Semua Orang Punya

Oleh : Nabila Kartika Luthfa

Kalian pernah mendengar istilah “Manisnya Keimanan” gak? Nah, beberapa waktu lalu Ust. Hasanudin dalam program Oase Hikmah LDII TV lagi bahas tentang ini lho. Katanya, kita sebagai umat Muslim tuh harusnya bersyukur banget udah dikasih anugerah “keimanan”. Soalnya, orang yang beriman itu udah kayak punya jaminan VIP buat hidup enak di dunia dan di akhirat juga! Mantep, kan?

Nih, Allah SWT berfirman:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Artinya: “Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan kami berikan kepadanya kehidupan yang lebih baik dan akan kami berikan balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan,” (QS. An Nahl Ayat 97)

Tapi, memang nggak bisa dipungkiri kalau ngejaga iman itu emang nggak gampang. Soalnya, banyak banget “musuh” yang pengen iman kita goyah. Nah, biar kita tetep strong imannya, Nabi Muhammad SAW udah kasih bocoran tipsnya nih, Nabi bersabda :

ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

Artinya: “Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman (1) barang siapa yang Allah dan Rasul lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allah, (3) Ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam Neraka,” (HR. Bukhori)

Intinya gini nih, kata Ustaz Hasanudin, kalo kita udah ngerasain “manisnya keimanan”, itu tandanya kita udah bener-bener nurut sama Allah dan Rasul-Nya. Jadi, kita tuh jadi orang yang saleh, ibadahnya oke, terus sama orang lain juga baik. Nah, hal kayak gini udah dicontohin banget sama sahabat-sahabat Nabi dulu.

Contohnya kayak Khalifah Abu Bakar As-Siddiq tuh, rela banget ngeluarin semua hartanya demi agama, saking cintanya sama Allah dan Nabi Muhammad. Terus ada juga Khalifah Umar Bin Khattab, dia juga nggak kalah keren, ngeluarin setengah hartanya buat agama. Sama kayak Khalifah Usman Bin Afan dan sahabat-sahabat yang lain. Gokil, kan?

Nggak cuma itu, Ust. Hasanudin juga nyentil soal persaudaraan sesama Muslim yang kayak di kisah kaum Anshor sama Muhajirin pas awal hijrah dulu. Ada sahabat Anshor namanya Saad Bin Robik, dia dipersaudarakan sama kaum Muhajir yang kita kenal banget namanya Abdurrahman bin Auf. Saking sayangnya, Saad nawarin Abdurrahman buat nikahin salah satu istrinya dan dikasih separuh hartanya! Tapi, Abdurrahman milih buat dagang dan akhirnya jadi saudagar kaya di Madinah. Salut banget sama persaudaraan mereka!

Terus, buat pertahanin iman juga nggak main-main perjuangannya. Banyak sahabat Nabi yang disiksa bahkan sampe meninggal sama orang-orang musyrik. Tapi, iman mereka nggak goyah sama sekali! Mereka punya prinsip yang kuat banget soal iman. Nyawa boleh cabut dari badan, tapi iman tetep di hati. Mereka bisa kayak gitu karena udah ngerasain ”manisnya iman”.

Iman itu kayak fondasi yang super kuat. Kita baru bisa ngerasain ”manisnya keimanan“ kalo kita bener-bener taat sama Allah, terus rela ngorbanin segalanya buat agama, bukan malah sebaliknya. Jangan sampe deh kita lebih milih ngorbanin agama demi hal-hal lain. Naudzubilahimindalik yaa, jangan sampe kayak gitu!

Semoga kita tetap bisa jaga iman kita masing-masing sampe akhir hayat, husnul khotimah yaa Amin!